MENJANJIKAN! POTENSI BIOFUEL DARI JAGUNG


Memasuki awal abad ke-21, kekhawatiran global tentang perubahan iklim, berkurangnya keanekaragaman hayati, dan keberlangsungan hidup manusia membingkai konteks penelitian dan perdebatan kebijakan tentang biofuel menjadi lebih luas. Penelitian saat ini berfokus pada pembuatan bahan bakar dari proses alami, termasuk pembuatan etanol melalui fermentasi untuk dijadikan biofuel sebagai pengganti bahan bakar fosil. Biofuel terbagi atas tiga jenis, bioetanol, biodiesel, dan biogas. Fermentasi pati dan gula dalam biji-bijian seperti jagung, telah dikenal sejak jaman dahulu untuk memproduksi etanol yang dapat berfungsi sebagai bahan bakar.

Brazil dan Filipina menggunakan tebu untuk diproses menjadi etanol sebagai antisipasi atas mahalnya biaya impor minyak. Tahun 1937, etanol mengambil porsi 7 persen dari total konsumsi bahan bakar Brazil. Selain tebu, sawit dan jagung juga kerap digunakan sebagai bahan baku biofuel. Sawit sebagai bahan biofuel populer di Indonesia, sementara biofuel dari jagung banyak diproduksi di Amerika Serikat. Saat ini, sekitar 40 persen produksi jagung di Amerika digunakan untuk produksi etanol. Selain Amerika, negara lain yang memproduksi biofuel dari jagung adalah Cina dan Kanada. 

Jagung merupakan bahan pangan yang memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan manusia maupun sebagai bahan pakan ternak. Tapi apakah kita sadar bahwa jagung mempunyai manfaat yang sangat penting untuk sumber daya kedepannya? Jagung dapat diolah untuk menghasilkan bahan bakar yang sering kita dengar yaitu bahan bakar bioetanol, dengan melalui beberapa proses yang sangat panjang. Bahan bakar bioetanol terbukti cukup menguntungkan bagi negara yang sudah menggunakan bahan bakar yang berasal dari jagung tersebut.

Tahun 2025, Indonesia menargetkan 15 persen penggunaan bioetanol dan 30 persen biodiesel untuk menggantikan penggunaan bensin. Namun, masih ada perdebatan mengenai penggunaan jagung sebagai bahan pembuatan biofuel, yaitu produksi jagung itu sendiri. Menumbuhkan jagung secara alami tidaklah cukup, sehingga diperlukan penggunaan pupuk, herbisida, dan pestisida yang sangat banyak; yang semuanya itu dapat mengakibatkan pencemaran kualitas tanah dan air; sedangkan dari segi ekonomi, juga terjadi perdebatan mengenai biaya produksi yang tinggi.

Selain itu, jagung dirasa lebih bermanfaat sebagai sumber pangan daripada digunakan sebagai bahan bakar. Kelaparan masih melanda sebagian wilayah Indonesia, sehingga masih menimbulkan pro dan kontra apabila jagung sengaja ditanam secara massal hanya untuk diolah menjadi bioetanol daripada untuk memerangi kelaparan.

Bagaimana menurut Anda mengenai produksi massal bioetanol berbahan baku jagung? Apakah masih perlu dilakukan?

Comments

  1. Menurut saya harus di pertimbangkan lagi, secaara keseleruhan jika penggunaan jagung sebagai bahan pembuatan biofuel itu memerlukan biaya yang besar, selain itu membutuhkan lahan untuk menanam jagung tersebut. selain itu rakyat indonesia masih banyak yang kekurangan entah itu dari bahan pangan, sandang ataupu lainnya jadi harus dipertimbangkan terlebih dahulu.

    ReplyDelete
  2. menurut saya lebih baik jagung dimanfaatkan untuk sumber pangan manusia saja,dari pada diolah menjadi bioetanol,kalo pun diolah menjadi bioetanol pasti kita memikirkan lagi gimana membuang limbah nya, jika limbahnya dibuang secara tidak bertanggung jawab ya..kesian masyarakat yang menerima dampaknya.lebih baik tanaman jagung dimanfaatkan untuk memerangi kelapan saja,dengan adanya peluasan ladang jagung mungkin bisa memberantas kelaparan didunia ini

    ReplyDelete
  3. menurut saya pembuatan etanol melalui fermentasi untuk dijadikan biofuel sebagai pengganti bahan bakar fosil adalah ide yang bagus. karena berdasarkan data produksi jagung dunia pada tahun 2016/2017 Indonesia dapat menghasilkan 10.200 ton tiap tahunnya. sehingga ketersediaan bahan baku bisa dikatakan cukup. meskipun terdapat perdebatan penggunaan jagung sebagai bahan baku biofuel dimana produksi jagung membutuhkan pupuk yang banyak sehingga dapat mencemari lingkungan.

    ReplyDelete
  4. menurut saya meskipun ada dampak negatif alangkah lebih baiknya diatasi karena dari beberapa artikel yang saya baca penggunaan bioetanol menggunakan jagung ini sangatlah efektif, namun tetap dibuatkan limbah khusus untuk sampah dari jagung ini agar mencegah dari pencemaran lingkungan.

    ReplyDelete
  5. jagung merupakan salah satu macam dari tumbuhan palawija yang memiliki banyak manfaatnya. banyak manusia yang memanfaatkan jagung sebagai pengganti atau campuran dalam karbohidrat yaitu nasi. jika jagung dimanfaatkan sebagai bahan bakar bioetanol maka akan dibutuhkan banyak tumbuhan jagung yang akan ditanam oleh petani jagung. jadi sebaiknya jagung tidak digunakan untuk bahan bakar bioetanol

    ReplyDelete
  6. menurut saya pembuatan etanol dari fermentasi sebagai pengganti bahan bakar fosil adalah ide yang efisien di indonesia, karena produksi jagung dunia tahun 2016 indonesia dapat menghasilkan 10,2 ribu ton tiap tahun.

    ReplyDelete
  7. menurut saya, biofel ini sebainya di ganti dengan bahan yang bukan bahan pangan, karena disuatu negara pasti banyak rakyat yang masih kelaparan, akan lebih baik kalau diganti dengan limbah organik yang dapat di gunakan untuk menjadi sebuah energi, ataupun kita bisa menggunakan energi surya dan energi hydrogen fuel untuk di jadikan bahan energi.

    ReplyDelete
  8. Menurut saya penggunaan jagung untuk bahan biofuel sebaiknya tidak perlu karena mempertimbangkan banyak hal yaitu dari segi produksi penanaman jagung relatif mahal,dan memerlukan puput yang mana pupuk tersebut dapat mencemari lingkungan dan kebutuhan pangan masyarakat indonesia masih kurang .sebaiknya memanfaat kan limbah jagung seperti bonggol jagung,minyak jagung dsb.

    ReplyDelete
  9. Saya kurang setuju dengan penerapan ini. Karena bahan bakar jagung di Indonesia sedari awal sudah diterapkan sebagai bahan pangan dan pengolahan jagung menjadi bioetanol juga membutuhkan waktu yang lama. Jika hal ini diterapkan di Indonesia maka penanaman lahan jagung secara besar besaran, otomatis akan banyak lahan yang dialih fungsikan karena produksi bioetanol pasti membutuhkan jumlah jagung yang sangat banyak. selain itu produksi jagung sebagai bahan pangan juga akan berkurang karena kebutuhan produksi bioetanol tersebut. sebagai alternatif lain kita bisa menggunakan kelapa sawit sebagai bahan produksi bioetanol, karena memang pada dasarnya sawit yang sudah digunakan sebagai produksi minyak.

    ReplyDelete
  10. Menurut saya penggunaan jagung sebagai bahan bakar harus ditinjau ulang, memang benar biofel jagung ramah lingkungan namun produksi masal perlu mengunakan pupuk, herbisida, dan pestisida yang sangat banyak hal tersebut dapat menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran air dan tanah, dan produksi jagung memerlukan biaya yang tinggi

    ReplyDelete
  11. Menurut saya. Jagung dapat dijadikan sebagai bioetanol pengganti bahan bakar minyak bumi. Bagian dari jagung yang di manfaatkan yaitu jonggol jagung. Yang merupakan bagian jagung yang tidak di gunakan oleh manusia. Artinya telah menjadi limbah jagung. Nah hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioetanol. Jonggol jagung mengandung selulosa sebesar 48%, pentosan 36%, lignin 10%, abu 4%, dan air 2% (Rosmiati 2008). Karena memiliki kandungan selulosa yang tinggi, maka jonggol jagung dapat di jadikan bahan bioetanol. Tetapi, karena masih sedikitnya produksi jagung di Indonesia di bandingkan dengan negara lain, Indonesia belum dapat menjalankan ini dengan maksimal. Tetapi jika proses ini terus di kembangkan maka Indonesia juga dapat memproduksi jagung yang lebih tinggi lagi, sehingga dapat menjadikan limbah jagung tersebut menjadi bahan pengganti bensin yang lebih bermanfaat lagi.

    ReplyDelete
  12. Menurut saya, terkait topik diatas yakni penggunaan jagung sebagai bahan bioetanol tersebut peru dikaji ulang dan dipertimbangkan. Sebab mengingat, jagung merupakan bahan pangan penting di Indonesia. Sehingga pemanfaatannya lebih dimaksimalkan dalam sektor pangan yang dianggap lebih urgen. Pertimbangan lain yaitu dari segi ekonomi dalam proses produksinya yang dianggap relatif mahal

    ReplyDelete
  13. menurut saya ide pembuatan etanol adalah ide yang mantap

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

BERALIH KE HIDROGEN: BENARKAH SOLUSI?

MEMBUAT SOLAR